Sabtu, 06 April 2013

makalah penentuan status gizi (skinfold caliper)


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Komposisi Tubuh
Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu adipose (simpanan lemak) dan jaringan bebas lemak (lean tissue). Secara konseptual, jaringan bebas lemak (lean tissue) adalah sangat aktif dalam proses metabolism. Oleh karna itu, kebutuhan gizi erat kaitannya dengan ukuran jaringan ini. Adipose adalah jaringan yang tidak aktif dalam proses metabolisme dan fungsi utamanya adalah sebagai cadangan energy.
Komposisi tubuh sering digunakan untuk menentukan  suatu penyakit, seperti pada ukuran tulang yang kecil, sering terjadi fraktur. Beberapa metode untuk menentukan komposisi tubuh adalah presentase lemak tubuh.
Adipose adalah jaringan yang terdiri dari simpanan lemak dalam bentuk trigliserida. Walaupun kurang aktif dalam proses metabolisme, adipose mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme hormone seperti sintesis estrogen setelah menoupose pada wanita. Simpanan lemak yang utama terdapat pada lemak bawah kulit dalam perut. Jumlah lemak dapat juga diperhitungkan pada otot dan sekitar organ tertentu, seperti hati dan ginjal.
Massa bebas lemak (lean body mass) adalah sangat heterogen yaitu terdiri dari tulang, otot, air ekstra seluler, jaringan syaraf dan semua sel selain adipose.
Menurut Gilbert B. Forber (1994) kompsisi tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adipose dan masa jaringan bebas lemak. Willet. (1990) menjelaskan komposisi tubuh manusia seperti dalam table dibawah ini.



Kompsisi Tubuh Manusia (Sumber:Willet w., 1990. Nutritional Epidemiology, oxford university Press, hlm. 221).
Komposisi tubuh terdiri dari dua yaitu massa lemak tubuh atau fat mass (FM) dan massa tubuh bebas lemak atau free fat mass (FFM). Massa tubuh bebas lemak/free fat mass (FFM) merupakan  metabolisme aktif pada jaringan tubuh.
Pembentukan lemak tubuh adalah indeks massa tubuh, komposisi tubuh yang terdiri dari massa lemak dan massa bebas lemak.


Adipose (lemak)
Muscle (otot)
Bone (tulang)
Cairan ekstra seluler, dll.
Lean body mass (bebas lemak)
 





Antropometri mengukur kedua jenis jaringan ini (lemak dan bebas lemak) secara tidak langsung, yang variasi jumlah dan proporsinya dapat dipergunakan sebagai indicator status gizi. Kelebihan metode ini adalah non-invasive, cepat, dan membutuhkan peralatan yang minimal dibanding dengan pengukuran secara laboratorium.
Perubahan jaringan lemak akan menggambarkan perubahan keseimbangan energy, sedangkan jaringan otot menggambarkan cadangan protein tubuh. Perubahan pada saat terjadi kekurangan gizi menahun akan menyebabkan penurunan massa otot (muscular wasting). Indicator komposisi tubuh dipergunakan di klinik untuk mengidentifikasi kekurangan gizi atau kelebihan gizi, serta memantau perubahan komposisi tubuh selama pemberian dukungan nutrisi. Kompsisi tubuh manusia mulai dari janin sampai dewasa seperti terlihat pada tabel tabel dibawah ini:



Rekomendasi dari komposisi  tubuh menurut J. Brochek, et.al adalah :
Ø  Air                   : 62,4 %
Ø  Protein             16,4 %
Tabel komposisi Tubuh Manusia Mulai dari Janin Sampai Dewasa (sumber: Garrow JS & James WDT. 1993. Human dan Dietetics, hlm. 13)

Uraian
Janin 20-15 Minggu
Bayi Prematur
Bayi 1 tahun
Laki-laki Dewasa
Bayi Kurang Gizi
Obese Laki-laki
Berat Badan (kg)
0,3
1,5
20
70
5
100
Air (%)
88
83
62
60
74
47
Protein (%)
9,5
11,5
14
17
14
13
Lemak (%)
0,5
3,5
20
17
10
35
Sisa (%)
2
2007
4
6
2
5
Lemak Bebas (kg):
0,3
1,45
8,0
58
4,5
65
-          Air (%)
88
85
76
72
82
73
-          Protein (%)
9,4
11,9
18
21
15
21
-          Na (mmol/kg)
100
100
81
80
88
82
-          K (mmol/kg)
4,3
50
60
66
48
64
-          Ca (mmol/kg)
7,0
7,0
14,5
22,4
9,0
20
-          Mg (gr/kg)
0,24
0,24
3,5
0,5
0,25
0,5
-          P (gr/kg)
3,8
3,8
9,0
12,0
5,0
12

Komposisi Tubuh Manusia
1.      Air.
Merupakanan komponen terbesar dalam tubuh, kira-kira sebanyak 55% berat badan seseorang.

2.      Senyawa organic.
Terdiri dari :
1.      Protein terbesar 15 % BB.
2.      Lipid sebesar 15 % BB.
3.      Karbohidrat sebesar 5 % BB
      Secara umum senyawa organik ini dibedakan antara :
A.    Senyawa organik structural.
Tergolong  senyawa organic  ini adalah protein, fosfolipid, glikoprotein, glikolipid, kolesterol, dll.
B.     Senyawa organic Non Struktural.
Tergolong senyawa organic  ini adalah  senyawa cadangan dalam tubuh seperti  glikogen  adalah  cadangan hidrat  arang  terutama  di  sel  hati dan otot, triasilgliserol adalah senyawa cadangan lemak  di jaringan adipose , senyawa intermediate di jalur – jalur  metabolisme  dan senyawa metabolit  yang akan diekskresi melalui alat ekskresi  tubuh seperti  ginjal, paru-paru dan saluran pencernaan.
C.     Senyawa Anorganik.
Merupakan  mineral sebesar 5% BB.
Mineral ini dijumpai dalam bentuk.
D.    Kation
Kation utama terdiri dari ion-ion natrium , kalium, kalsium, Magnesium.,Ferum. Sedangkan kation lainnya hanya sedikit.
E.     Anion
Terdiri dari ion – ion klor, bikarbonat, bishiddrofosfat, asam fosfat, sulfat.





2.2  Pengukuran Komposisi Lemak Tubuh.
Pengukuran skinfold-thickness dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun pada anthropometri olah raga biasanya pengukuran dilakukan pada sisi kanan badan dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper dengan satuan milimeter. Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian nilai yang diperoleh merupakan nilai rata-rata jika pengukuran dilakukan dua kali dan nilai median bila pengukuran dilakukan tiga kali. Pengukuran dilakukan pada subyek dalam keadaan relaksasi pada posisi berdiri tegak dengan lengan tergantung bebas di sisi kanan kiri badan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya perubahan posisi subyek untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran.
Salah satu teknik komposis lemak tubuh adalah dengan menggunakan Skinfold Caliper. Bagian – bagian tubuh yang umumnya diukur adalah tricep, bicep, subscapula dan suprailiac. Pada awal tahun 1990, pengukuran lemak tubuh mulai diperkenalkan, dan sekarang penggunaannya sudah meluas pada club fitness dan tempat – tempat latihan kebugaran lainnya. Hal ini dugunakan untuk memantau cadangan lemak tubuh dan melihat tingkat obesitas seseorang.
     Gambar 2.1 alat ukur Skinfold caliper
Beberapa asumsi yang digunakan mengapa skinfold dapat digunakan untuk mengukur lemak tubuh dalah pertama, skinfold adalah pengukuran yang baik untuk mengukur lemak bawah kulit; kedua, distribusi lemak dibawah kulit adala sama untuk semua individu termasuk jenis kelamin; ketiga, ada hubungan antara lemak bawah kulit dan total lemak tubuh; keempat, jumlah dari beberapa pengukuran skinfold dapat digunakan untuk memperkirakan total lemak tubuh.
Pengukuran skilfold umumnya digunakan pada anak umur remaja ke atas. Umumnya jumlah lemak dibedakan menurut jenis kelamin. Cara skinfold merupakan cara pemeriksaan lemak tubuh yang cukup akurat, praktis dan dapat dilakukan hanya dengan sedikit latihan. Pengukuran lemak tubuh dengan cara skinfold sering dilakukan di lapangan terutama di bidang olahraga untuk memonitor persentase lemak tubuh atlet selama latihan dan pada masa pertandingan serta di tempat senam untuk memonitor hasil olahraga yang ditujukan untuk menurunkan berat badan dari komponen lemak. Pengukuran dengan skinfold dapat dilakukan pada 2, 3, 4 dan 7 tempat pengukuran, makin banyak jumlah tempat pengukuran, maka hasil pengukurannya makin baik.
Pengukuran dengan skinfold caliper ini sangat dibutuhkan ketelitian dan pengalaman yang cukup. Sebab ketika menjepit, kita harus bisa memastikan apakah yang diambil ini lemak atau otot. Sebab jika yang dijepit adalah otot, orang yang kita ukur akan merasa kesakitan. Setelah melakukan pengukuran dengan skinfold caliper di bagian-bagian yang telah ditentukan sesuai prosedur, langkah berikutnya adalah melakukan estimasi lemak. Setelah dilakukan perhitungan estimasi lemak ini lah baru kita bisa mengetahui berapa kandungan lemak tubuh seseorang .
Standar tempat pengukuran skinfold menurut Heyward Vivian H. Dan Stolarczyk L.M. tahun 1996 ada sembilan tempat, yaitu dada (chest), subskapula (subscapular), midaxilaris (midaxillary), stipailiak (suprarailiac), perut (abdominal), trisep (triceps), bisep (biceps), paha (thigh) dan betis (calf) itulah beberapa yang menunjukan tempat – tempat dan petunjuk pengukuran skinfold.

NO
Tempat
Arah Lipatan
Standar Anatomi
Pengukuran
1
Dada
Diagonal
Axilla & putting susu
Lipatan diambil antara axilla dan putting susu, setinggi mungkin, sejajar dengan lipatan bagian depan dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan.
2
Subskapula
Diagonal
Sudut bawah dari scapula
Lipatan diambil sepanjang garis cleavage tepat dibawah scapula dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan.
3
Midaksila
Horizontal
Pertemuan Xiphisternal (titik dimana costal Cartilago berada pada tulang rusuk 5-6 dengan tulang dada)
Lipatan diambil pada garis midaxilaris tepat pada pertemuan xiphistternal
4
Suprailiaka
Miring
Atas iliac
Lipatan diambil kearah belakang garis midaxilaris dan keatas iliac, dengan ukuran 1 cm di bawah jari tangan.
5
Abdominal
Horizontal
Umbilicus
Lipatan 3 cm di samping tali pusat dan 1 cm ke pusat umbilicus
6
Trisep
Vertical
Prose acromial dari scapula dan proses olecranon dari ulna
Jarak antara penonjolan lateral dari proses acronial dan batas interior dari proses olecranon, diukur pada bagian lateral lengan dengan bahu bersudut 90° menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan. Pengukuran diambil 1 cm di atas anda tersebut.
7
Bisep
Vertical
Biseps Brachii
Lipatan diambil diatas bisep brachii yang sejajar dengan tricep di bagian belakang. Pengukuran dilakukan 1 cm di bawah jari.
8
Paha
Vertical
Lipatan inguinal dan patella
Lipatan diambil pada tengah paha, antara lipatan inguinal dan batas dari patella. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari tangan.
9
Betis
Vertical
Linkaran betis yang paling lebar
Lipatan diambil pada lingkaran betis yang paling lebar, pada bagian tengah dari betis dengan lutut bersudut 90°.

Ada beberapa lokasi pengukuran spesifik yang biasanya dilakukan (Norton & Old, 1998: 47-53) :
1.      Subskapula skinfold.
 Subyek dalam posisi berdiri tegak dengan kedua lengan disamping badan. Ibu jari meraba badian bawah angulus inferior scapulae untuk mengetahui tepi bagian tersebut. Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk  tangan kiri diambil tepat di inferior angulus inferior scapulae. Cubitan pada kulit dilakukan dengan arah cubitan miring ke lateral bawah membentuk sudut 45° terhadap garis horisontal.
Gambar 2.2 Tebal lipatan kulit subskapula
2.       Abdominal skinfold.
Cubitan dilakukan dengan arah vertikal, kurang lebih 5 cm lateral umbilikus (setinggi umbilikus).

Gambar 2.3 Tebal lipatan kulit Abdomial
3.      Suprailiaka skinfold.
Cubitan dilakukan pada daerah (titik) perpotongan antara garis yang terbentang dari spina iliaca anterior superior (SIAS) ke batas anterior axilla dan garis horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini terletak sekitar 5 – 7 cm di atas SIAS tergantung pada ukuran subyek dewasa, dan lebih kecil pada anak-anak atau sekitar 2 cm.   Arah cubitan  membentuk sudut 45° terhadap garis horisontal.
Gambar 2.4 Tebal lipatan kulit suprailiaka
4.      Iliac crest skinfold.
Cubitan dilakukan  diatas crista iliaca pada ilio-axilla line. Subyek abduksi pada lengan kanan seluas 90 derajat atau menyilang dada dengan meletakkan tangan di bahu kiri. Jari-jari tangan kiri meraba crista iliaca dan menekannya sehingga jari-jari tersebut dapat meraba seluruh permukaan crista iliaca. Posisi jari-jari tersebut kemudian digantikan dengan ibu jari tangan yang sama, kemudian jari telunjuk ditempatkan kembali tepat di superior dari ibu jari dan akhirnya cubitan dilakukan dengan jari telunjuk dan ibu jari.   Lipatan dilakukan pada pososi miring ke depan dengan sudut kurang lebih 45° terhadap garis horisontal.


5.      Midaxillary skinfold.
Cubitan dilakukan dengan arah vertikal setinggi sendi xiphosternal sepanjang garis ilio-axilla. Pengukuran dilakukan dengan posisi lengan kanan diabduksikan 90 derajat ke samping.
   Gambar 2.5 Tebal lipatan kulit mid-aksila
6.       Medial calf  skinfold.
Subyek dalam posisi duduk di kursi dengan sendi lutut dalam keadaan fleksi 90 derajat dan otot-otot betis dalam keadaan relaksasi. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal pada aspek medial betis yang mempunyai lingkar paling besar. Untuk menentukan lingkar terbesar pada betis dilakukan pengamatan dari sisi depan.
   Gambar 2.6 Tebal lipatan kulit betis
7.      Front thigh skinfold.
Pengukur berdiri menghadap sisi kanan subyek. Subyek dalam posisi duduk di kursi dengan lutut fleksi 90 derajat. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal pada garis tengah aspek anterior paha di pertengahan antara lipat paha dengan tepi atas patella.
           
            Gambar 2.7 Tebal lipatan kulit Mid-paha
8.      Triceps skinfold.
Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada sisi posterior mid acromiale-radiale line. Cubitan dilakukan pada permukaan paling posterior dari lengan atas pada daerah m. triceps brachiipada penampakan dari samping. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dengan sendi bahu sedikit eksorotasi dan sendi siku ekstensi di samping badan.
            Gambar 2.8 Tebal lipatan kulit triceps
9.      Biceps skinfold.
Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada  mid acromiale-radiale line sehingga arah cubitan vertikal dan paralel dengan aksis lengan atas. Subyek berdiri dengan lengan relaksasi serta sendi siku ekstensi dan sendi bahu sedikit eksorotasi. Cubitan dilakukan pada aspek paling anterior dari permukaan depan lengan atas pada penampakan dari samping.
Gambar 2.9 Tebal lipatan kulit biceps medial

10.  Chest skinfold.
Cubitan dilakukan sedikit miring sesuai dengan lipatan ketiak depan sepanjang linea axillaris anterior.  
Pengukuran-pengukuran tersebut sebaiknya jangan dilakukan segera setelah  subyek  melakukan latihan fisik atau perlombaan, mandi sauna, berenang atau mandi, selama latihan fisik, atau kondisi yang menyebabkan hiperemia karena dapat meningkatkan ketebalan lipatan kulit. Selain itu dehidrasi juga dapat menyebabkan peningkatan tebal lipatan kulit akibat perubahan  turgidity kulit.

2.3  Metode tes Skinfold
Saat mengukur dengan skinfold, jepit dan tarik kulit dengan tangan kiri anda, dan caliper di tangan kanan anda. pegang lipatan kulit (skinfolf) dengan kuat menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Posisi caliper tegak lurus pada lipatan kira-kira 1 cm (0.25 m) dari ibu jari dan telunjuk. Kemudian lepaskan pengangan caliper hingga tegangan penuh digunakan pada lipatan kulit. Gunakan lapisan pada ujung ibu jari dan jari untuk menggenggam lipatan kulit. (tester mungkin perlu memotong kuku mereka). Bacalah angka paling dekat 0.5 mm kira-kira sampai satu atau dua detik setelah pegangan dilepaskan. Anda harus melakukan pengukuran minimal dua kali. Jika hasil pengukuran berbeda hingga lebih dari 1 mm, maka lakukan pengukuran ketiga.
Jika berturut-turut pengukuran lemak menjadi kecil dan lebih kecil, kemungkinan lemaknya ditekan; ini bisa terjadi pada sebagian besar orang “lentur”. Tester harus melanjutkan pengukuran pada bagian tubuh lainnya, dan kembali ke titik yang bermasalah tadi setelah menyelesaikan pengukuran lainnya; nilai final adalah rata-rata dari hasil dua pengukuran yang terlihat lebih baik dalam mewakili lemak pada bagian tubuh. Secara khusus, tester harus menyelesaikan sat pengukuran pada satu bagian tubuh sebelum pindah ke bagian lainnya. Sangat baik jika pengukuran dilakukan saat kulit kering. Karena saat kulit basah atau agak basah tester mungkin akan menggenggam kulit ekstra (lemak) dan mendapatkan nilai yang lebih besar. Pengukuran tidak harus dilakukan segera setelah latihan atau saat subjek mengalami produksi panas berlebih, karena pergeseran cairan tubuh ke kulit akan meningkatkan ukuran lipatan kulit. Latihan dibutuhkan untuk menggenggam ukuran yang sama untuk kemantapan skinfold pada tempat yang sama setiap saat. Kemantapan dapat dijamin dengan memiliki beberapa teknisi yang melakukan pengukuran yang sama dan membandingkan hasilnya. Keahlian mengukur lipatan kulit (skinfold) mungkin dapat diraih melalui sesi latihan dengan subjek 50-100 orang lebih.

a)    Penilaian persen lemak tubuh orang dewasa dengan skinfold
Banyak orang telah mengumumkan persamaan regresi dengan fungsi untuk memprediksi oengukuran jumlah cairan yang berkaitan dengan kepadatan tubuh dari berbagai kombinasi variabel antropometrik. Lebih dari seratus persamaan terlihat dalam literatur.
Para peneliti muda mengembangkan persamaan untuk populasi yang secara relatif homogen, disebut persamaan populasi spesifik. karena persamaan populasi spesifik dikembangkan pada sampel homogen, aplikasi persamaan tersebut juga terbatas untuk sampel khusus.
Persamaan umum dikembangkan pada sampel heterogen yang lebih besar menggunakan model yang dapat memberikan keterangan bagi hubungan yang nonlinier antara lemak lipatan kulit (skinfold) dan kepadatan tubuh. Usia ditemukan sebagai satu variabel penting untuk persamaan umum (Durnin & Wormsley, 1974; Jackson & Pollock, 1978; Jackson, dkk, 1980). Keuntungan utama dari pendekatan umum ini adalah bahwa satu persamaan dapat menggantikan beberapa persamaan tanpa kekurangan akurasi prediksi. Persamaan umum dapat secara valid digunakan untuk menaksir persen lemak pada pria dan wanita dalam usia yang berbeda dan tingkat komposisi tubuh. Pembahasan selengkapnya tentang populasi spesifik dan persamaan umum dapat ditemukan pada sumber lain (Cureton, dkk, 1975; Jackson, 1984; Lohman, 1992).

b)    Persamaan umum skinfold
Memisahkan persamaan skinfold diperlukan bagi pria dan wanita. Pria dan wanita berbeda pada kadar esensi lemak dan tumpukan lemaknya.
Wanita tidak hanya memiliki persentase yang tinggi pada berat badan dari tumpukan lemaknya, tapi juga dalam esensi lemak yang terdiri dari lipid sumsum tulang, sistem saraf pusat, kelenjar air susu, dan organ lainnya. Grafik ini dibuat berdasarkan data yang dipublikasikan (Lohman, 1992) tentang distribusi lemak pada referensi untuk pria dan wanita dengan mengikuti karakteristik: referensi pria, berat badan 70 kg, 14,7% lemak tubuh; referensi wanita, berat badan 56,8 kg, 26.9% lemak tubuh.
Tabel dibawah ini memberikan gambaran statistik untuk variabel yang digunakan untuk mengembangkan persamaan umum bagi pria dan wanita. Saat semua hasil pengukuran skinfold pada tujuh bagian dijumlahkan, mean dari distribusi pria dan wanita hampir sama, tapi pria dan wanita sangat berbeda pada berbagai bagian tubuh. Nilai rata-rata (mean wanita untuk hasil pengukuran skinfold, trisep, dan paha secara substansial lebih tinggi dibandingkan nilai pria, sementara nilai rata-rata pria pada lima bagian, terutama pada daerah batang tubuh, cenderung lebih tinggi.
Gambaran Tabel Statistik dari Sampel yang digunakan untuk Mengembangkan Persamaan Umum Kepadatan Tubuh Pria dan Wanita

Pria (n = 402)
Wanita (n = 283)
Variabel
Mean
SD
Mean
SD
KARAKTERISTIK UMUM
Usia (tahun)
Tinggi (cm)
Berat (kg)
Indeks Massa Tubuh

  32.8
179.0
  78.2
  24.4

  11.0
    6.4
  11.7
    3.2

   31.8
 168.6
   57.5
   20.2

  11.5
  5.8
  7.4
  2.2
PENENTUAN LABORATORI
Kepadatan tubuh (g/cc)
Persen lemak (%)
Berat tanpa lemak (kg)
Berat lemak (kg)

 1.058
  17.9
  63.5
  14.6

 0.018
    8.0
    7.3
    7.9

 1.044
   24.4
   43.1
   14.3

0.016
   7.2
   4.2
   5.7
SKINFOLD (mm)
Chest
Axilla
Trisep
Subscapula
Abdomen
Suprailium
Thigh

  15.2
  17.3
  14.2
  16.0
  25.1
  16.2
  18.9

    8.0
    8.7
    6.1
    7.0
  10.8
    8.9
     7.7

   12.6
   13.0
   18.2
   14.2
   24.2
   14.0
   29.5

   4.8
   6.1
   5.9
   6.4
   9.6
   7.1
   8.0
HASIL SKINFOLD (mm)
Semua bagian (tujuh)
å3 (pria) Chest, abdomen, thigh
å3 (wanita) Trisep, suprailium, thigh

122.9
  59.2
 
  52.0
  24.5

125.6

   61.6

   42.0

   19.0

Model perkalian regresi digunakan dalam mengembangkan persamaan umum untuk pengukuran skinfold bagi pria (Jackson & Pollock, 1978) dan wanita (Jackson, dkk, 1980). Gambar 11 memberikan scattergram antara jumlah hasil pengukuran skinfold pada tujuh bagian tubuh dan jumlah cairan untuk mengukur kepadatan tubuh. Distribusi bivariate pria dan wanita adalah sama, kecuali distribusi untuk wanita “berubah” menurun. Untuk jumlah yang sama dari nilai pengukuran skinfold pada tujuh bagian tubuh, wanita cenderung untuk memiliki kepadatan tubuh yang rendah. Ini sesuai dengan tingginya persen lemak tubuh mereka dimana kesesuaian yang paling besar adalah pada tingginya tingkat esensi lemak. Tabel dibawah ini memberikan persamaan umum untuk skinfold bagi jumlah hasil pengukuran ketujuh bagian tubuh pada pria dan wanita. Komponen kuadrat digunakan untuk menyelesaikan ketidaksamaan dan usia sebagai variabel bebas untuk penghitungan usia.

Tabel Persamaan Regresi Umum untuk Mempredikdi Kepadatan Tubuh Pria dan Wanita Berdasarkan  Hasil Skinfold Lemak dan Usia



SEE

Persamaan Regresi
R
g/cc
% lemak
Putra
BD = 1.11200000 - (0.00043499 x V1) + (0.00000055 x V1)² – (0.00028826 x V2
0.90
0.008
3.4
Putri
BD = 1.0970 - (0.0004697 x V1) + (0.00000562 x V1)² – (0.00012828 x V2)
0.85
0.008
3.8
Kunci: V1 = hasil skinfold tujuh bagian, V2 =  usia (tahun)
Persamaan yang menggunakan pernjumlahan tiga hasil pengukuran skinfold (å3) tinggi hubungannya (R = 0.97) dengan penjumlahan tujuh hasil pengukuran skinfold (Jackson & Pollock, 1978; Jackson, dkk, 1980). Hal ini terlihat bahwa penjumlahan tiga hasil pengukuran skinfold bisa digunakan tanpa hilangnya akurasi. Penjumlahan dari persamaan tiga hasil pengukuran skinfold telah menjadi standard. Untuk mempertinggi pengujian, perbedaan bagian tubuh diperlukan untuk pria dan wanita. Bagian tubuh wanita dan pria, dan persamaannya adalah sebagai berikut.
Wanita : å3 = trisep, suprailium, dan thigh
               (R = 0.84, SEE = 0.009)
BD (Body Density) = 1.099994921 – (0.0009929 X å3) + (0.0000023 X å3²)
– (0.0001392  X usia)

Pria : å3 = chest, abdomen, dan thigh
               (R = 0.91, SEE = 0.008)
BD (Body Density) = 1.1098 – (0.0008267 X å3) + (0.0000023 X å3²) –
                                       (0.0001392  X usia)
Contoh :
Cara menghitung penaksiran persen lemak tubuh berdasarkan penjumlahan pengukuran dengan skinfold. Mengambil hasil pengukuran berikut untuk pria dan wanita.
·         Seorang wanita; berusia 29 tahun, hasil skinfold; trisep = 18 mm, suprailium = 14 mm, thigh = 30 mm; å3 = 62 mm. Menggunakan rumus tersebut diatas untuk menaksir kepadatan tubuh dan persamaan Siri maka persen lemak tubuh wanita ini adalah 24,5 %.
·         Seorang pria; berusia 40 tahun, hasil skinfold; chest = 15 mm, abdomen = 26 mm, thigh = 20 mm; å3 = 61 mm. Menggunakan rumus tersebut diatas untuk menaksir kepadatan tubuh dan persamaan Siri maka persen lemak tubuh wanita ini adalah 19,4 %

Wanita

BD  = 1.099994921 – (0.0009929 X 62) + (0.0000023 X 3844) – (0.0001392 X 29)
<=>1.099994921 – 0.0615598 + 0.0088412 – 0.0040368
<=>1.043239521 atau 1.0432

% lemak = (495/1.0432) – 450
           <=> 474.50153374 – 450
           <=> 24.50153374
           <=> 24.5%
Pria

BD  = 1.1098 – (0.0008267 X 61) + (0.0000023 X 3721) – (0.0001392 X 40)

<=>1.1098 – 0.0504287 + 0.0059536 – 0.010296
<=>1.0546089 atau 1.0546

% lemak = (495/1.0546) – 450
           <=> 469.37227384 – 450
           <=> 19.37227385
           <=> 19.37%

2.4. Teknik Skinfold Untuk Memprediksi Persentase Lemak Badan
Metode-metode yang akan digunakan untuk memprediksi persentase lemak badan harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum dilakukan. Metode anthropometris dengan teknik skinfold telah diuji silangS validitas dan reliabilitasnya dengan teknik under water weighing (UWW) yang dianggap sebagai standar.  Eston et al.(1995: 52-6),  Housh et al.(1996: 1331-5), dan Brandon (1998: 1155-61) telah melakukan uji validasi terhadap teknik skinfold dan menyimpulkan bahwa teknik skinfold mempunyai validitas yang cukup baik dalam memprediksi persentase lemak badan. 
Persamaan-persamaan anthropometris ada dua macam cara dalam memprediksi persentase pemak badan. Ada persamaan yang langsung menghitung persentase lemak badan dari data skinfold yang sudah dikumpulkan, namun ada juga yang harus melalui penghitungan densitas badan terlebih dahulu sebelum dapat menghitung persentase lemak badan. Pada cara yang kedua ini setelah densitas badan dihitung berdasarkan data skinfold yang sudah didapat, maka nilai densitas tersebut dikonfersikan dalam rumus Siri atau Brozek sebagai berikut :
Rumus Siri :
Persentase lemak badan =  495  -  450
                                                 D
Rumus Brozek :  
Persentase lemak badan =  [ ( 4,971 / D ) – 4,519 ] x 100
D : densitas badan.
Pada dasarnya kedua rumus tersebut dapat digunakan, namun rumus Brozek yang ditemukan tahun 1963 mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dan merupakan penyempurnaan dari rumus Siri yang ditemukan sebelunya (tahun 1956).
Persamaan untuk mencari densitas badan dibedakan antara pria dan wanita sertatidak dapat diterapkan begitu saja pada populasi yang berbeda-beda rasnya. Persamaan-persamaan yang telah ada ternyata hanya cocok diterapkan pada populasi kulit putih atau ras kaukasid. Sedangkan penggunaannya pada populasi lain selain ras kaukasid masih dipertanyakan. Pernyataan ini didukung oleh penelitian  Rush et al. (1997: 2-7) yang meneliti wanita Eropa dan wanita Polinesia, serta Brandon (1998: 1155-61) yang meneliti wanita kulit putih dan wanita Afrika yang tinggal di Amerika. Dari penelitian-penelitian tersebut diperoleh perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok populasi dalamupaya memprediksi persentase lemak badan dengan menggunakan teknik skinfold. Oleh karena itu mereka berpendapat bahwa persamaan-persamaan yang telah ada sangat bersifat spesifik bagi populasi tertentu. Selain itu kesalahan yang timbul dengan penggunaan persamaan tersebut sangat kecil bila diterapkan pada populasi kaukasid dibandingkan bila diterapkan pada populasi lain selain kaukasid. Dengan kata lain berarti bahwa persamaan yang telah ada mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi bila diterapkan pada populasi kaukasid. 
Brandon (1998: 1155-61) berpendapat bahwa antara populasi Afrika dan populasi kulit putih yang sama-sama tinggal di Amerika terdapat perbedaan densitas badannya. Hal ini disebabkan bahwa densitas tulang dan otot mempunyai nilai yang jauh lebih besar pada wanita Afrika jika dibandingkan dengan wanita kulit putih. Selain itu juga terdapat perbedaan pola penyebaran lemak subkutan. Pada wanita Afrika lemak subkutan banyak terlokalisasi pada daerah sentral (batang badan). Dari penelitian ini dapat dilihat pula bahwa perubahan gaya hidup serta perubahan pola makan pada populasi Afrika yang tinggal di Amerika tidak dapat merubah pola distribusi lemak. Sehingga sifat perbedaan ras mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap perbedaan pola distribusi lemak dibandingkan dengan faktor gaya hidup dan pola makan.
Dari beberapa persamaan yang telah ada, tingkat ketelitian dalam memprediksi persentase lemak badan sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak data lokasi skinfold yang digunakan dalam rumus tersebut. Ada persamaan yang hanya menggunakan satu atau dua data skinfold saja tetapi ada pula yang menggunakan data skinfold pada tujuh lokasi pengambilan skinfold. Pada dasarnya semakin banyak data lokasi skinfold yang digunakan dalam rumus maka ketepatan persamaan tersebut dalam memprediksi persentase lemak badan akan semakin besar pula.
Eston et al. (1995: 52-6) telah melakukan uji validitas terhadap tiga persamaan terhadap populasi Cina dewasa (ras mongolid). Ketiga persamaan anthropometris tersebut adalah :
 Jackson dan Pollock (untuk populasi pria) : 
D = 1,10938 – 0,0008267 (X1) + 0,0000016 (X1)2 – 0,0002574 (umur) 
Jackson, Pollock dan Ward (untuk populasi wanita): 
D = 1,0994921 – 0,0009929 (X2) + 0,0000023 (X2)2 – 0,0001392 (umur) 
D   : densitas badan
 X1 : jumlah pengukuran skinfold pada chest, Abdomen, dan front thigh
X2 : jumlah pengukuran skinfold pada triceps, suprailiac, dan front thigh  
Durnin dan Womersley : 
D = a + b (X4)
X4 : log dari jumlah pengukuran triceps, biceps, suprailiac dan subscapular

2.5  KANDUNGAN AIR
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Bila dianalisis, komposisi kimianya terdiri rata-rata 65 % kandungan air atau sekitar 47 liter per orang (dewasa). Diperkirakan, mulai usia 20-25 minggu, kandungan air dalam tubuh manusia berjumlah 88 %; bayi premature 62 %; laki-laki dewasa 60 %, bayi kekurangan gizi 74 % dan laki-laki obesitas sebesar 47 %.
Garrow J.S. (1993) memberikan gambaran bahwa komposisi tubuh laki-laki remaja dengan berat 70 kg adalah seperti yang terlihat pada gambar 10-12.
Kebutuhan air sekitar 2,5 liter per hari berasal dari 1,5 liter air minum dan sekitar 1 liter dari bahan makanan yang dikonsumsi, sementara lemak tubuh tidak mengandung air. Meskipun demikian, kandungan air terdapat pada seluruh jaringan bebas lemak, yang diperkirakan mengandung air rata-rata 73,2 % (Pace dan Rathburu, 1945).
Perhitungan kandungan air dalam tubuh dengan menggunakan isotope dilution dapat dibaca lebih lengkap dalam buku Gibson R.S. (1990). Principles of Nutritional Asessment, Oxford University Press, hlm. 267-269.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar