BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Komposisi Tubuh
Tubuh manusia
terdiri dari dua bagian utama yaitu adipose (simpanan lemak) dan jaringan bebas
lemak (lean tissue). Secara konseptual, jaringan bebas lemak (lean tissue)
adalah sangat aktif dalam proses metabolism. Oleh karna itu, kebutuhan gizi
erat kaitannya dengan ukuran jaringan ini. Adipose adalah jaringan yang tidak
aktif dalam proses metabolisme dan fungsi utamanya adalah sebagai cadangan
energy.
Komposisi tubuh
sering digunakan untuk menentukan suatu
penyakit, seperti pada ukuran tulang yang kecil, sering terjadi fraktur.
Beberapa metode untuk menentukan komposisi tubuh adalah presentase lemak tubuh.
Adipose adalah
jaringan yang terdiri dari simpanan lemak dalam bentuk trigliserida. Walaupun
kurang aktif dalam proses metabolisme, adipose mempunyai peranan yang penting
dalam metabolisme hormone seperti sintesis estrogen setelah menoupose pada
wanita. Simpanan lemak yang utama terdapat pada lemak bawah kulit dalam perut.
Jumlah lemak dapat juga diperhitungkan pada otot dan sekitar organ tertentu,
seperti hati dan ginjal.
Massa bebas
lemak (lean body mass) adalah sangat heterogen yaitu terdiri dari tulang, otot,
air ekstra seluler, jaringan syaraf dan semua sel selain adipose.
Menurut
Gilbert B. Forber (1994) kompsisi tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian
tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adipose dan masa jaringan bebas lemak. Willet.
(1990) menjelaskan komposisi tubuh manusia seperti dalam table dibawah ini.
Kompsisi
Tubuh Manusia (Sumber:Willet w., 1990. Nutritional Epidemiology, oxford
university Press, hlm. 221).
Komposisi tubuh terdiri dari dua yaitu massa lemak tubuh
atau fat mass (FM) dan massa tubuh bebas lemak atau free fat mass (FFM).
Massa tubuh bebas lemak/free fat mass (FFM) merupakan metabolisme aktif pada jaringan
tubuh.
Pembentukan
lemak tubuh
adalah
indeks massa tubuh, komposisi tubuh yang terdiri dari massa lemak dan massa
bebas lemak.
Adipose (lemak)
|
Muscle (otot)
|
Bone (tulang)
|
Cairan ekstra
seluler, dll.
|
Lean body mass
(bebas lemak)
|
Antropometri
mengukur kedua jenis jaringan ini (lemak dan bebas lemak) secara tidak
langsung, yang variasi jumlah dan proporsinya dapat dipergunakan sebagai
indicator status gizi. Kelebihan metode ini adalah non-invasive, cepat, dan
membutuhkan peralatan yang minimal dibanding dengan pengukuran secara
laboratorium.
Perubahan
jaringan lemak akan menggambarkan perubahan keseimbangan energy, sedangkan
jaringan otot menggambarkan cadangan protein tubuh. Perubahan pada saat terjadi
kekurangan gizi menahun akan menyebabkan penurunan massa otot (muscular
wasting). Indicator komposisi tubuh dipergunakan di klinik untuk
mengidentifikasi kekurangan gizi atau kelebihan gizi, serta memantau perubahan
komposisi tubuh selama pemberian dukungan nutrisi. Kompsisi tubuh manusia mulai
dari janin sampai dewasa seperti terlihat pada tabel tabel dibawah ini:
Rekomendasi dari
komposisi tubuh menurut J. Brochek,
et.al adalah :
Ø
Air :
62,4 %
Ø
Protein 16,4
%
Tabel komposisi Tubuh Manusia Mulai dari
Janin Sampai Dewasa (sumber: Garrow JS & James WDT. 1993. Human dan
Dietetics, hlm. 13)
Uraian
|
Janin 20-15 Minggu
|
Bayi Prematur
|
Bayi 1 tahun
|
Laki-laki Dewasa
|
Bayi Kurang Gizi
|
Obese Laki-laki
|
Berat Badan (kg)
|
0,3
|
1,5
|
20
|
70
|
5
|
100
|
Air (%)
|
88
|
83
|
62
|
60
|
74
|
47
|
Protein (%)
|
9,5
|
11,5
|
14
|
17
|
14
|
13
|
Lemak (%)
|
0,5
|
3,5
|
20
|
17
|
10
|
35
|
Sisa (%)
|
2
|
2007
|
4
|
6
|
2
|
5
|
Lemak Bebas (kg):
|
0,3
|
1,45
|
8,0
|
58
|
4,5
|
65
|
-
Air (%)
|
88
|
85
|
76
|
72
|
82
|
73
|
-
Protein (%)
|
9,4
|
11,9
|
18
|
21
|
15
|
21
|
-
Na (mmol/kg)
|
100
|
100
|
81
|
80
|
88
|
82
|
-
K (mmol/kg)
|
4,3
|
50
|
60
|
66
|
48
|
64
|
-
Ca (mmol/kg)
|
7,0
|
7,0
|
14,5
|
22,4
|
9,0
|
20
|
-
Mg (gr/kg)
|
0,24
|
0,24
|
3,5
|
0,5
|
0,25
|
0,5
|
-
P (gr/kg)
|
3,8
|
3,8
|
9,0
|
12,0
|
5,0
|
12
|
Komposisi Tubuh Manusia
1. Air.
Merupakanan
komponen terbesar dalam tubuh, kira-kira sebanyak 55% berat badan seseorang.
2. Senyawa organic.
Terdiri
dari :
1.
Protein terbesar 15 % BB.
2.
Lipid sebesar 15 % BB.
3.
Karbohidrat sebesar 5 % BB
Secara umum senyawa organik ini dibedakan
antara :
A. Senyawa
organik structural.
Tergolong senyawa organic ini adalah protein, fosfolipid, glikoprotein,
glikolipid, kolesterol, dll.
B.
Senyawa organic Non Struktural.
Tergolong
senyawa organic ini adalah senyawa cadangan dalam tubuh seperti glikogen
adalah cadangan hidrat arang
terutama di sel
hati dan otot, triasilgliserol adalah senyawa cadangan lemak di jaringan adipose , senyawa intermediate di
jalur – jalur metabolisme dan senyawa metabolit yang akan diekskresi melalui alat
ekskresi tubuh seperti ginjal, paru-paru dan saluran pencernaan.
C.
Senyawa Anorganik.
Merupakan mineral sebesar 5% BB.
Mineral
ini dijumpai dalam bentuk.
D.
Kation
Kation
utama terdiri dari ion-ion natrium , kalium, kalsium, Magnesium.,Ferum.
Sedangkan kation lainnya hanya sedikit.
E. Anion
Terdiri
dari ion – ion klor, bikarbonat, bishiddrofosfat, asam fosfat, sulfat.
2.2 Pengukuran
Komposisi Lemak Tubuh.
Pengukuran
skinfold-thickness dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun pada anthropometri olah raga
biasanya pengukuran dilakukan pada sisi kanan badan dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper
dengan satuan milimeter. Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak dua sampai
tiga kali kemudian nilai yang diperoleh merupakan nilai rata-rata jika
pengukuran dilakukan dua kali dan nilai median bila pengukuran dilakukan tiga
kali. Pengukuran dilakukan pada subyek dalam keadaan relaksasi pada posisi
berdiri tegak dengan lengan tergantung bebas di sisi kanan kiri badan. Namun
tidak menutup kemungkinan dilakukannya perubahan posisi subyek untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran.
Salah
satu teknik komposis lemak tubuh adalah dengan menggunakan Skinfold Caliper.
Bagian – bagian tubuh yang umumnya diukur adalah tricep, bicep, subscapula dan
suprailiac. Pada awal tahun 1990, pengukuran lemak tubuh mulai diperkenalkan,
dan sekarang penggunaannya sudah meluas pada club fitness dan tempat – tempat
latihan kebugaran lainnya. Hal ini dugunakan untuk memantau cadangan lemak
tubuh dan melihat tingkat obesitas seseorang.
Gambar 2.1 alat ukur Skinfold caliper
Beberapa asumsi yang digunakan mengapa skinfold dapat
digunakan untuk mengukur lemak tubuh dalah pertama, skinfold adalah pengukuran
yang baik untuk mengukur lemak bawah kulit; kedua, distribusi lemak dibawah
kulit adala sama untuk semua individu termasuk jenis kelamin; ketiga, ada
hubungan antara lemak bawah kulit dan total lemak tubuh; keempat, jumlah dari
beberapa pengukuran skinfold dapat digunakan untuk memperkirakan total lemak
tubuh.
Pengukuran
skilfold umumnya digunakan pada anak umur remaja ke atas. Umumnya jumlah lemak
dibedakan menurut jenis kelamin. Cara
skinfold merupakan cara pemeriksaan lemak tubuh yang cukup akurat,
praktis dan dapat dilakukan hanya dengan sedikit latihan. Pengukuran lemak
tubuh dengan cara skinfold sering dilakukan di lapangan terutama di
bidang olahraga untuk memonitor persentase lemak tubuh atlet selama latihan dan
pada masa pertandingan serta di tempat senam untuk memonitor hasil olahraga
yang ditujukan untuk menurunkan berat badan dari komponen lemak. Pengukuran dengan
skinfold dapat dilakukan pada 2, 3, 4 dan 7 tempat pengukuran, makin
banyak jumlah tempat pengukuran, maka hasil pengukurannya makin baik.
Pengukuran
dengan skinfold caliper ini sangat dibutuhkan ketelitian dan pengalaman yang
cukup. Sebab ketika menjepit, kita harus bisa memastikan apakah yang diambil
ini lemak atau otot. Sebab jika yang dijepit adalah otot, orang yang kita ukur
akan merasa kesakitan. Setelah melakukan pengukuran dengan skinfold caliper di
bagian-bagian yang telah ditentukan sesuai prosedur, langkah berikutnya adalah
melakukan estimasi lemak. Setelah dilakukan perhitungan estimasi lemak ini lah
baru kita bisa mengetahui berapa kandungan lemak tubuh seseorang .
Standar tempat pengukuran skinfold menurut Heyward Vivian H. Dan Stolarczyk L.M. tahun 1996
ada sembilan tempat, yaitu dada (chest), subskapula (subscapular), midaxilaris
(midaxillary), stipailiak (suprarailiac), perut (abdominal), trisep (triceps),
bisep (biceps), paha (thigh) dan betis (calf) itulah beberapa yang menunjukan
tempat – tempat dan petunjuk pengukuran skinfold.
NO
|
Tempat
|
Arah Lipatan
|
Standar Anatomi
|
Pengukuran
|
1
|
Dada
|
Diagonal
|
Axilla
& putting susu
|
Lipatan
diambil antara axilla dan putting susu, setinggi mungkin, sejajar dengan
lipatan bagian depan dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan.
|
2
|
Subskapula
|
Diagonal
|
Sudut
bawah dari scapula
|
Lipatan
diambil sepanjang garis cleavage tepat dibawah scapula dengan ukuran 1 cm
dibawah jari tangan.
|
3
|
Midaksila
|
Horizontal
|
Pertemuan
Xiphisternal (titik dimana costal Cartilago berada pada tulang rusuk 5-6
dengan tulang dada)
|
Lipatan
diambil pada garis midaxilaris tepat pada pertemuan xiphistternal
|
4
|
Suprailiaka
|
Miring
|
Atas
iliac
|
Lipatan
diambil kearah belakang garis midaxilaris dan keatas iliac, dengan ukuran 1
cm di bawah jari tangan.
|
5
|
Abdominal
|
Horizontal
|
Umbilicus
|
Lipatan
3 cm di samping tali pusat dan 1 cm ke pusat umbilicus
|
6
|
Trisep
|
Vertical
|
Prose
acromial dari scapula dan proses olecranon dari ulna
|
Jarak
antara penonjolan lateral dari proses acronial dan batas interior dari proses
olecranon, diukur pada bagian lateral lengan dengan bahu bersudut 90°
menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan.
Pengukuran diambil 1 cm di atas anda tersebut.
|
7
|
Bisep
|
Vertical
|
Biseps
Brachii
|
Lipatan
diambil diatas bisep brachii yang sejajar dengan tricep di bagian belakang.
Pengukuran dilakukan 1 cm di bawah jari.
|
8
|
Paha
|
Vertical
|
Lipatan
inguinal dan patella
|
Lipatan
diambil pada tengah paha, antara lipatan inguinal dan batas dari patella.
Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari tangan.
|
9
|
Betis
|
Vertical
|
Linkaran
betis yang paling lebar
|
Lipatan
diambil pada lingkaran betis yang paling lebar, pada bagian tengah dari betis
dengan lutut bersudut 90°.
|
Ada
beberapa lokasi pengukuran spesifik yang biasanya dilakukan (Norton & Old, 1998: 47-53) :
1. Subskapula
skinfold.
Subyek dalam posisi berdiri tegak dengan kedua
lengan disamping badan. Ibu jari meraba badian bawah angulus inferior
scapulae untuk mengetahui tepi bagian tersebut. Cubitan dilakukan dengan
ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
diambil tepat di inferior angulus inferior scapulae. Cubitan pada kulit
dilakukan dengan arah cubitan miring ke lateral bawah membentuk sudut 45°
terhadap garis horisontal.
Gambar 2.2 Tebal
lipatan kulit subskapula
2. Abdominal skinfold.
Cubitan
dilakukan dengan arah vertikal, kurang lebih 5 cm lateral umbilikus
(setinggi umbilikus).
Gambar 2.3 Tebal
lipatan kulit Abdomial
3. Suprailiaka
skinfold.
Cubitan
dilakukan pada daerah (titik) perpotongan antara garis yang terbentang dari spina
iliaca anterior superior (SIAS) ke batas anterior axilla dan garis
horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini terletak
sekitar 5 – 7 cm di atas SIAS tergantung pada ukuran subyek dewasa, dan lebih
kecil pada anak-anak atau sekitar 2 cm.
Arah cubitan membentuk sudut 45°
terhadap garis horisontal.
Gambar 2.4 Tebal
lipatan kulit suprailiaka
4. Iliac
crest skinfold.
Cubitan
dilakukan diatas crista iliaca
pada ilio-axilla line. Subyek abduksi pada lengan kanan seluas 90
derajat atau menyilang dada dengan meletakkan tangan di bahu kiri. Jari-jari
tangan kiri meraba crista iliaca dan menekannya sehingga jari-jari
tersebut dapat meraba seluruh permukaan crista iliaca. Posisi jari-jari
tersebut kemudian digantikan dengan ibu jari tangan yang sama, kemudian jari
telunjuk ditempatkan kembali tepat di superior dari ibu jari dan akhirnya
cubitan dilakukan dengan jari telunjuk dan ibu jari. Lipatan dilakukan pada pososi miring ke
depan dengan sudut kurang lebih 45° terhadap garis horisontal.
5. Midaxillary
skinfold.
Cubitan
dilakukan dengan arah vertikal setinggi sendi xiphosternal sepanjang garis
ilio-axilla. Pengukuran dilakukan dengan posisi lengan kanan diabduksikan 90
derajat ke samping.
Gambar 2.5 Tebal lipatan kulit mid-aksila
6. Medial calf
skinfold.
Subyek dalam
posisi duduk di kursi dengan sendi lutut dalam keadaan fleksi 90 derajat dan
otot-otot betis dalam keadaan relaksasi. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal
pada aspek medial betis yang mempunyai lingkar paling besar. Untuk menentukan
lingkar terbesar pada betis dilakukan pengamatan dari sisi depan.
Gambar 2.6 Tebal lipatan kulit betis
7. Front
thigh skinfold.
Pengukur berdiri
menghadap sisi kanan subyek. Subyek dalam posisi duduk di kursi dengan lutut
fleksi 90 derajat. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal pada garis tengah
aspek anterior paha di pertengahan antara lipat paha dengan tepi atas patella.
Gambar
2.7 Tebal lipatan kulit Mid-paha
8. Triceps
skinfold.
Cubitan
dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada sisi posterior mid
acromiale-radiale line. Cubitan dilakukan pada permukaan paling posterior
dari lengan atas pada daerah m. triceps brachiipada penampakan dari
samping. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dengan sendi bahu
sedikit eksorotasi dan sendi siku ekstensi di samping badan.
Gambar 2.8 Tebal lipatan kulit
triceps
9. Biceps
skinfold.
Cubitan
dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada mid acromiale-radiale line sehingga
arah cubitan vertikal dan paralel dengan aksis lengan atas. Subyek berdiri
dengan lengan relaksasi serta sendi siku ekstensi dan sendi bahu sedikit
eksorotasi. Cubitan dilakukan pada aspek paling anterior dari permukaan depan
lengan atas pada penampakan dari samping.
Gambar 2.9 Tebal
lipatan kulit biceps medial
10. Chest
skinfold.
Cubitan
dilakukan sedikit miring sesuai dengan lipatan ketiak depan sepanjang linea
axillaris anterior.
Pengukuran-pengukuran
tersebut sebaiknya jangan dilakukan segera setelah subyek
melakukan latihan fisik atau perlombaan, mandi sauna, berenang atau
mandi, selama latihan fisik, atau kondisi yang menyebabkan hiperemia karena
dapat meningkatkan ketebalan lipatan kulit. Selain itu dehidrasi juga dapat
menyebabkan peningkatan tebal lipatan kulit akibat perubahan turgidity kulit.
2.3
Metode
tes Skinfold
Saat mengukur dengan skinfold, jepit dan tarik kulit dengan
tangan kiri anda, dan caliper di tangan kanan anda. pegang lipatan kulit
(skinfolf) dengan kuat menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Posisi caliper
tegak lurus pada lipatan kira-kira 1 cm (0.25 m) dari ibu jari dan telunjuk.
Kemudian lepaskan pengangan caliper hingga tegangan penuh digunakan pada lipatan
kulit. Gunakan lapisan pada ujung ibu jari dan jari untuk menggenggam lipatan
kulit. (tester mungkin perlu memotong kuku mereka). Bacalah angka paling dekat
0.5 mm kira-kira sampai satu atau dua detik setelah pegangan dilepaskan. Anda
harus melakukan pengukuran minimal dua kali. Jika hasil pengukuran berbeda
hingga lebih dari 1 mm, maka lakukan pengukuran ketiga.
Jika berturut-turut pengukuran lemak menjadi kecil dan lebih
kecil, kemungkinan lemaknya ditekan; ini bisa terjadi pada sebagian besar orang
“lentur”. Tester harus melanjutkan pengukuran pada bagian tubuh lainnya, dan
kembali ke titik yang bermasalah tadi setelah menyelesaikan pengukuran lainnya;
nilai final adalah rata-rata dari hasil dua pengukuran yang terlihat lebih baik
dalam mewakili lemak pada bagian tubuh. Secara khusus, tester harus
menyelesaikan sat pengukuran pada satu bagian tubuh sebelum pindah ke bagian
lainnya. Sangat baik jika pengukuran dilakukan saat kulit kering. Karena saat
kulit basah atau agak basah tester mungkin akan menggenggam kulit ekstra
(lemak) dan mendapatkan nilai yang lebih besar. Pengukuran tidak harus
dilakukan segera setelah latihan atau saat subjek mengalami produksi panas
berlebih, karena pergeseran cairan tubuh ke kulit akan meningkatkan ukuran
lipatan kulit. Latihan dibutuhkan untuk menggenggam ukuran yang sama untuk
kemantapan skinfold pada tempat yang sama setiap saat. Kemantapan dapat dijamin
dengan memiliki beberapa teknisi yang melakukan pengukuran yang sama dan
membandingkan hasilnya. Keahlian mengukur lipatan kulit (skinfold) mungkin
dapat diraih melalui sesi latihan dengan subjek 50-100 orang lebih.
a)
Penilaian persen lemak tubuh orang dewasa dengan skinfold
Banyak orang telah mengumumkan persamaan regresi dengan
fungsi untuk memprediksi oengukuran jumlah cairan yang berkaitan dengan
kepadatan tubuh dari berbagai kombinasi variabel antropometrik. Lebih dari
seratus persamaan terlihat dalam literatur.
Para peneliti muda mengembangkan persamaan untuk populasi
yang secara relatif homogen, disebut persamaan populasi spesifik. karena
persamaan populasi spesifik dikembangkan pada sampel homogen, aplikasi
persamaan tersebut juga terbatas untuk sampel khusus.
Persamaan umum dikembangkan pada sampel heterogen
yang lebih besar menggunakan model yang dapat memberikan keterangan bagi
hubungan yang nonlinier antara lemak lipatan kulit (skinfold) dan kepadatan
tubuh. Usia ditemukan sebagai satu variabel penting untuk persamaan umum
(Durnin & Wormsley, 1974; Jackson & Pollock, 1978; Jackson, dkk, 1980).
Keuntungan utama dari pendekatan umum ini adalah bahwa satu persamaan dapat
menggantikan beberapa persamaan tanpa kekurangan akurasi prediksi. Persamaan
umum dapat secara valid digunakan untuk menaksir persen lemak pada pria dan
wanita dalam usia yang berbeda dan tingkat komposisi tubuh. Pembahasan
selengkapnya tentang populasi spesifik dan persamaan umum dapat ditemukan pada
sumber lain (Cureton, dkk, 1975; Jackson, 1984; Lohman, 1992).
b)
Persamaan umum skinfold
Memisahkan persamaan skinfold diperlukan bagi pria dan
wanita. Pria dan wanita berbeda pada kadar esensi lemak dan tumpukan lemaknya.
Wanita tidak hanya memiliki persentase yang tinggi pada
berat badan dari tumpukan lemaknya, tapi juga dalam esensi lemak yang terdiri
dari lipid sumsum tulang, sistem saraf pusat, kelenjar air susu, dan organ
lainnya. Grafik ini dibuat berdasarkan data yang dipublikasikan (Lohman, 1992)
tentang distribusi lemak pada referensi untuk pria dan wanita dengan mengikuti
karakteristik: referensi pria, berat badan 70 kg, 14,7% lemak tubuh; referensi
wanita, berat badan 56,8 kg, 26.9% lemak tubuh.
Tabel dibawah ini memberikan gambaran statistik untuk
variabel yang digunakan untuk mengembangkan persamaan umum bagi pria dan
wanita. Saat semua hasil pengukuran skinfold pada tujuh bagian dijumlahkan,
mean dari distribusi pria dan wanita hampir sama, tapi pria dan wanita sangat
berbeda pada berbagai bagian tubuh. Nilai rata-rata (mean wanita untuk hasil
pengukuran skinfold, trisep, dan paha secara substansial lebih tinggi dibandingkan
nilai pria, sementara nilai rata-rata pria pada lima bagian, terutama pada
daerah batang tubuh, cenderung lebih tinggi.
Gambaran
Tabel Statistik
dari Sampel yang digunakan untuk Mengembangkan Persamaan Umum Kepadatan Tubuh
Pria dan Wanita
Pria (n = 402)
|
Wanita (n = 283)
|
|||
Variabel
|
Mean
|
SD
|
Mean
|
SD
|
KARAKTERISTIK UMUM
Usia (tahun)
Tinggi (cm)
Berat (kg)
Indeks Massa Tubuh
|
32.8
179.0
78.2
24.4
|
11.0
6.4
11.7
3.2
|
31.8
168.6
57.5
20.2
|
11.5
5.8
7.4
2.2
|
PENENTUAN LABORATORI
Kepadatan tubuh (g/cc)
Persen lemak (%)
Berat tanpa lemak (kg)
Berat lemak (kg)
|
1.058
17.9
63.5
14.6
|
0.018
8.0
7.3
7.9
|
1.044
24.4
43.1
14.3
|
0.016
7.2
4.2
5.7
|
SKINFOLD (mm)
Chest
Axilla
Trisep
Subscapula
Abdomen
Suprailium
Thigh
|
15.2
17.3
14.2
16.0
25.1
16.2
18.9
|
8.0
8.7
6.1
7.0
10.8
8.9
7.7
|
12.6
13.0
18.2
14.2
24.2
14.0
29.5
|
4.8
6.1
5.9
6.4
9.6
7.1
8.0
|
HASIL SKINFOLD (mm)
Semua bagian (tujuh)
å3 (pria) Chest, abdomen, thigh
å3 (wanita) Trisep, suprailium,
thigh
|
122.9
59.2
|
52.0
24.5
|
125.6
61.6
|
42.0
19.0
|
Model perkalian regresi digunakan dalam mengembangkan
persamaan umum untuk pengukuran skinfold bagi pria (Jackson & Pollock,
1978) dan wanita (Jackson, dkk, 1980). Gambar 11 memberikan scattergram antara
jumlah hasil pengukuran skinfold pada tujuh bagian tubuh dan jumlah cairan
untuk mengukur kepadatan tubuh. Distribusi bivariate pria dan wanita adalah
sama, kecuali distribusi untuk wanita “berubah” menurun. Untuk jumlah yang sama
dari nilai pengukuran skinfold pada tujuh bagian tubuh, wanita cenderung untuk
memiliki kepadatan tubuh yang rendah. Ini sesuai dengan tingginya persen lemak
tubuh mereka dimana kesesuaian yang paling besar adalah pada tingginya tingkat
esensi lemak. Tabel dibawah ini memberikan persamaan umum untuk skinfold bagi jumlah hasil
pengukuran ketujuh bagian tubuh pada pria dan wanita. Komponen kuadrat
digunakan untuk menyelesaikan ketidaksamaan dan usia sebagai variabel bebas
untuk penghitungan usia.
Tabel
Persamaan Regresi Umum untuk Mempredikdi Kepadatan Tubuh Pria dan Wanita Berdasarkan
Hasil Skinfold Lemak dan Usia
SEE
|
||||
Persamaan Regresi
|
R
|
g/cc
|
% lemak
|
|
Putra
|
BD = 1.11200000 - (0.00043499 x
V1) + (0.00000055 x V1)² – (0.00028826 x V2
|
0.90
|
0.008
|
3.4
|
Putri
|
BD = 1.0970 - (0.0004697 x V1) +
(0.00000562 x V1)² – (0.00012828 x V2)
|
0.85
|
0.008
|
3.8
|
Kunci: V1 = hasil skinfold tujuh
bagian, V2 = usia (tahun)
Persamaan yang menggunakan pernjumlahan tiga hasil
pengukuran skinfold (å3) tinggi hubungannya (R = 0.97) dengan penjumlahan tujuh
hasil pengukuran skinfold (Jackson & Pollock, 1978; Jackson, dkk, 1980).
Hal ini terlihat bahwa penjumlahan tiga hasil pengukuran skinfold bisa
digunakan tanpa hilangnya akurasi. Penjumlahan dari persamaan tiga hasil
pengukuran skinfold telah menjadi standard. Untuk mempertinggi pengujian, perbedaan
bagian tubuh diperlukan untuk pria dan wanita. Bagian tubuh wanita dan pria,
dan persamaannya adalah sebagai berikut.
Wanita : å3 = trisep, suprailium, dan
thigh
(R = 0.84,
SEE = 0.009)
BD
(Body Density) = 1.099994921 – (0.0009929 X å3) + (0.0000023 X å3²)
–
(0.0001392 X usia)
Pria : å3 = chest, abdomen, dan thigh
(R = 0.91, SEE = 0.008)
BD
(Body Density) = 1.1098 – (0.0008267 X å3) + (0.0000023 X å3²) –
(0.0001392 X usia)
Contoh
:
Cara menghitung penaksiran persen lemak tubuh
berdasarkan penjumlahan pengukuran dengan skinfold. Mengambil hasil pengukuran
berikut untuk pria dan wanita.
·
Seorang
wanita; berusia 29 tahun, hasil skinfold; trisep = 18 mm, suprailium = 14 mm,
thigh = 30 mm; å3 = 62 mm. Menggunakan rumus tersebut diatas untuk menaksir
kepadatan tubuh dan persamaan Siri maka persen lemak tubuh wanita ini adalah
24,5 %.
·
Seorang
pria; berusia 40 tahun, hasil skinfold; chest = 15 mm, abdomen = 26 mm, thigh =
20 mm; å3 = 61 mm. Menggunakan rumus tersebut diatas untuk menaksir kepadatan
tubuh dan persamaan Siri maka persen lemak tubuh wanita ini adalah 19,4 %
Wanita
BD = 1.099994921 –
(0.0009929 X 62) + (0.0000023 X 3844) – (0.0001392 X 29)
<=>1.099994921 – 0.0615598 +
0.0088412 – 0.0040368
<=>1.043239521 atau 1.0432
% lemak = (495/1.0432) – 450
<=> 474.50153374 – 450
<=> 24.50153374
<=> 24.5%
|
Pria
BD = 1.1098 – (0.0008267 X
61) + (0.0000023 X 3721) – (0.0001392 X 40)
<=>1.1098 – 0.0504287 +
0.0059536 – 0.010296
<=>1.0546089 atau 1.0546
% lemak = (495/1.0546) – 450
<=> 469.37227384 – 450
<=> 19.37227385
<=> 19.37%
|
2.4. Teknik
Skinfold Untuk Memprediksi Persentase Lemak Badan
Metode-metode
yang akan digunakan untuk memprediksi persentase lemak badan harus diuji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum dilakukan. Metode
anthropometris dengan teknik skinfold telah diuji silangS validitas dan reliabilitasnya
dengan teknik under water weighing (UWW) yang dianggap sebagai
standar. Eston et al.(1995:
52-6), Housh et al.(1996:
1331-5), dan Brandon (1998: 1155-61) telah melakukan uji validasi terhadap
teknik skinfold dan menyimpulkan bahwa teknik skinfold mempunyai
validitas yang cukup baik dalam memprediksi persentase lemak badan.
Persamaan-persamaan
anthropometris ada dua macam cara dalam memprediksi persentase pemak badan. Ada
persamaan yang langsung menghitung persentase lemak badan dari data skinfold
yang sudah dikumpulkan, namun ada juga yang harus melalui penghitungan densitas
badan terlebih dahulu sebelum dapat menghitung persentase lemak badan. Pada
cara yang kedua ini setelah densitas badan dihitung berdasarkan data skinfold
yang sudah didapat, maka nilai densitas tersebut dikonfersikan dalam rumus Siri
atau Brozek sebagai berikut :
Rumus
Siri :
Persentase
lemak badan = 495 - 450
D
Rumus
Brozek :
Persentase
lemak badan = [ ( 4,971 / D ) – 4,519 ]
x 100
D : densitas badan.
Pada
dasarnya kedua rumus tersebut dapat digunakan, namun rumus Brozek yang
ditemukan tahun 1963 mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dan merupakan
penyempurnaan dari rumus Siri yang ditemukan sebelunya (tahun 1956).
Persamaan
untuk mencari densitas badan dibedakan antara pria dan wanita sertatidak dapat
diterapkan begitu saja pada populasi yang berbeda-beda rasnya.
Persamaan-persamaan yang telah ada ternyata hanya cocok diterapkan pada
populasi kulit putih atau ras kaukasid. Sedangkan penggunaannya pada populasi
lain selain ras kaukasid masih dipertanyakan. Pernyataan ini didukung oleh
penelitian Rush et al. (1997:
2-7) yang meneliti wanita Eropa dan wanita Polinesia, serta Brandon (1998:
1155-61) yang meneliti wanita kulit putih dan wanita Afrika yang tinggal di
Amerika. Dari penelitian-penelitian tersebut diperoleh perbedaan yang bermakna
antara kedua kelompok populasi dalamupaya memprediksi persentase lemak badan
dengan menggunakan teknik skinfold. Oleh karena itu mereka berpendapat bahwa
persamaan-persamaan yang telah ada sangat bersifat spesifik bagi populasi
tertentu. Selain itu kesalahan yang timbul dengan penggunaan persamaan tersebut
sangat kecil bila diterapkan pada populasi kaukasid dibandingkan bila
diterapkan pada populasi lain selain kaukasid. Dengan kata lain berarti bahwa
persamaan yang telah ada mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi bila
diterapkan pada populasi kaukasid.
Brandon (1998: 1155-61)
berpendapat bahwa antara populasi Afrika dan populasi kulit putih yang
sama-sama tinggal di Amerika terdapat perbedaan densitas badannya. Hal ini
disebabkan bahwa densitas tulang dan otot mempunyai nilai yang jauh lebih besar
pada wanita Afrika jika dibandingkan dengan wanita kulit putih. Selain itu juga
terdapat perbedaan pola penyebaran lemak subkutan. Pada wanita Afrika lemak
subkutan banyak terlokalisasi pada daerah sentral (batang badan). Dari
penelitian ini dapat dilihat pula bahwa perubahan gaya hidup serta perubahan
pola makan pada populasi Afrika yang tinggal di Amerika tidak dapat merubah
pola distribusi lemak. Sehingga sifat perbedaan ras mempunyai pengaruh yang
lebih besar terhadap perbedaan pola distribusi lemak dibandingkan dengan faktor
gaya hidup dan pola makan.
Dari
beberapa persamaan yang telah ada, tingkat ketelitian dalam memprediksi
persentase lemak badan sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak data lokasi skinfold
yang digunakan dalam rumus tersebut. Ada persamaan yang hanya menggunakan
satu atau dua data skinfold saja tetapi ada pula yang menggunakan data skinfold
pada tujuh lokasi pengambilan skinfold. Pada dasarnya semakin banyak
data lokasi skinfold yang digunakan dalam rumus maka ketepatan persamaan
tersebut dalam memprediksi persentase lemak badan akan semakin besar pula.
Eston
et al. (1995: 52-6) telah melakukan uji validitas terhadap tiga
persamaan terhadap populasi Cina dewasa (ras mongolid). Ketiga persamaan
anthropometris tersebut adalah :
Jackson dan Pollock (untuk populasi pria)
:
D
= 1,10938 – 0,0008267 (X1) + 0,0000016 (X1)2 – 0,0002574 (umur)
Jackson,
Pollock dan Ward (untuk populasi wanita):
D
= 1,0994921 – 0,0009929 (X2) + 0,0000023 (X2)2 – 0,0001392
(umur)
D : densitas badan
X1 : jumlah pengukuran skinfold pada chest,
Abdomen, dan front thigh
X2
: jumlah pengukuran skinfold pada triceps, suprailiac, dan front
thigh
Durnin
dan Womersley :
D
= a + b (X4)
X4 : log dari jumlah
pengukuran triceps, biceps, suprailiac dan subscapular
2.5 KANDUNGAN AIR
Tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air. Bila dianalisis, komposisi kimianya
terdiri rata-rata 65 % kandungan air atau sekitar 47 liter per orang (dewasa).
Diperkirakan, mulai usia 20-25 minggu, kandungan air dalam tubuh manusia
berjumlah 88 %; bayi premature 62 %; laki-laki dewasa 60 %, bayi kekurangan
gizi 74 % dan laki-laki obesitas sebesar 47 %.
Garrow
J.S. (1993) memberikan gambaran bahwa komposisi tubuh laki-laki remaja dengan
berat 70 kg adalah seperti yang terlihat pada gambar 10-12.
Kebutuhan
air sekitar 2,5 liter per hari berasal dari 1,5 liter air minum dan sekitar 1
liter dari bahan makanan yang dikonsumsi, sementara lemak tubuh tidak
mengandung air. Meskipun demikian, kandungan air terdapat pada seluruh jaringan
bebas lemak, yang diperkirakan mengandung air rata-rata 73,2 % (Pace dan
Rathburu, 1945).
Perhitungan
kandungan air dalam tubuh dengan menggunakan isotope dilution dapat dibaca
lebih lengkap dalam buku Gibson R.S. (1990). Principles of Nutritional
Asessment, Oxford University Press, hlm. 267-269.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar