BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kesehatan
adalah impian semua penduduk di muka bumi ini, tak terkecuali Indonesia. Jika dunia memiliki target derajat kesehatannya dalam MDG’s, maka
Indonesia juga memiliki program yang dijadikannya dalam visi, yaitu “INDONESIA
SEHAT 2015”, visi ini telah dicanangkan dalam 2 periode cabinet terakhir
Kementrian Kesehatan RI.
Indonesia
sehat 2015
yang telah dicanangkan oleh departemen kesehatan, mempunyai visi yang sangat
ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup
dalam lingkunganan prilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi
tingginya
Untuk
merealisasi
visi ini, jelas tidak dapat terwujud jika dibebankan pada sektor kesehatan saja
karena kesehatan merupakan dampak dari pembangunan dari semua faktor
pembangunan, oleh karena itu semua sektor harus saling bahu membahu mewujudkan
misi Indonesia Sehat 2015.
Memang Departemen
Kesehatan yang paling bertanggung jawab namun dalam mengimplementasi kebijakan
dan program, intervensi harus bersama sama dengan sektor lain baik pemerintah
maupun swasta. Dengan kata lain
sektor kesehatan merupakan pemrakarsa dalam menjalin kerjasama atau kemitraan (
partnership ) dengan sektor terkait.
Pencapaian
target MDG’s
tahun 2015 dan Indonesia Sehat 2015,
dalam menurunkan AKI dan AKB,
salah satu program dalam misinya adalah dengan
pembentukan Desa
Siaga. Beberapa Perwujudan desa siaga adalah dalam rangka
mempercepat pencapaian desa sehat. Kriteria desa sehat adalah minimal memiliki
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Poskesdes
merupakan unit pelayanan kesehatan dasar di desa. Poskesdes harus ditunjang
oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu Poskesdes
dalam melaksanakan tugas pelayanan medis, kegiatan promosi kesehatan, maupun
kegiatan lainnya, perlu menjalin kemitraan dengan pihak lain, baik dari
pemerintahan maupun swasta.
Oleh karena itu, laporan ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana kondisi
kemitraan Posksdes dalam menunjang aktivitas Poskesdes itu sendiri. Selain
hubungan kemitraan Poskesdes dengan
instansi, juga untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam kemitraannya
dengan Poskesdes.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui
hubungan kemitraan Poskesdes Desa Tani Bakti dengan pihak Pemerintah, Swasta,
Perguruan Tinggi dan masyarakat, melalui program-program kesehatan yang
ditunjang dari kemitraan tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
Pengertian Poskesdes
Poskesdes
adalah salah satu upaya UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan
antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Sumberdaya poskesdes
meliputi tenaga, bangunan, sarana dan pembiayaan. Tenaga poskesdes minimal
seorang bidan dan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Bangunan
poskesdes dapat berasal dari pondok bersalin desa (polindes), balai desa, balai
RW/ dusun, balai pertemuan atau bangunan lain yang sudah ada, dan dapat juga
bangunan baru. Sarana poskesdes meliputi sarana medis, sarana non medis dan
obat dalam upaya pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya promotif,
preventif dan kuratif. Pembiayaan poskesdes sebaiknya merupakan swadaya masyarakat desa setempat.
Pembentukan
Poskesdes didahulukan pada desa yang tidak memiliki rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu (Pustu), dan bukan ibu kota kecamatan atau ibu kota
kabupaten. Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan dan koordinator
berbagai UKBM yang dibutuhkan masyarakat desa, misalnya pos pelayanan
terpadu (posyandu) dan warung obat desa (WOD).
Pelayanannya
meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela
lainnya.
Poskesdes
ini diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat desa, seperti:
a.
Pengamatan epidemiologis sederhana
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, dan faktor-faktor resikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang beresiko.
b.
Penanggulangan
penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk kurang gizi).
c.
Kesiapsiagaan
dan penanggualangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
d.
Pelayanan medis
dasar, sesuai dengan kompetensinya.
e.
Kegiatan-kegiatan lain, yaitu
promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penyehatan lingkungan, dan lain-lain, merupakan
kegiatan pengembangan.
Poskesdes juga diharapkan sebagai
pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM lain yang dibutuhkan
masyarakat desa (misalnya Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban
Keluarga dan lain-lain). Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai
koordinator dan UKBM-UKBM tersebut.
Poskesdes diselenggarakan oleh
tenaga kesehatan (minimal seorang bidan), dengan dibantu oleh
sekurang-kurangnya dua orang kader. Untuk
menyelenggarakan Poskesdes harus tersedia sarana fisik bangunan, perlengkapan,
dan peralatan kesehatan. Guna kelancaran komunikasi dengan masyarakat dan
dengan sarana kesehatan (khususnya Puskesmas), Poskesdes seyogyanya memiliki
juga sarana komunikasi (telepon, ponsel, atau kurir).
Pembangunan saranan fisik Poskesdes
dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, yaitu dengan urutan alternative sebagai
berikut:
a. Mengembangkan
Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada menjadi Poskesdes.
b. Memanfaatkan
bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya Balai RW, Balai Desa, Bali Pertemuan
Desa, dan lain-lain.
c. Membangun
baru, yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donator,
dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
2.2
Kegiatan
Rutin Poskesdes
Kegiatan
rutin Poskesdes di selenggarkan dan dimotori oleh tenaga kesehatan yang ada di
desa tersebut dan Kader Poskesdes dengan bimbingan Puskesmas setempat dan
sektor terkait.
a.
Kegiatan
Pelayanan
kesehatan yang di selenggarakan oleh poskesdes meliputi promotif, preventif dan
kuratif (pengobatan) sesuai dengan kompetensi. Kegiatan pelayanan kesehatan tersebut di kelompokkan menjadi kegiatan utama
dan kegiatan pengembangan. Kegiatan utama pelayanan kesehatan
bagi masyarakat desa, adalah :
1.
Pengamatan epidemiologis sederhana
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan faktor resikonya (termasuk status
gizi) serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
2.
Penanggulangan penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta
faktor-faktor resikonya (termasuk kurang gizi).
3.
Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan.
4.
Pelayanan medis dasar, sesuai dengan
kompetensi.
Pelayanan tersebut dilaksananakan baik di dalam
poskesdes maupun di luar poskesdes (dalam gedung maupun luar gedung).
Adapun
kegiatan pengembangan meliputi promosi kesehatan untuk :
1.
Peningkatan keluarga sadargizi,
2.
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat(PHBS),
3.
Penyehatan Lingkungan.
Poskesdes juga merupakan pusat pengembangan atau
revitalisasi berbagai UKBM lain yang di butuhkan oleh masyarakat desa, antara
lain Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga. Dengan
demikian Poskesdes
juga berperan sebagai koordinator dari berbagai UKBM yang ada di wilayah desa.
b. Waktu Penyelenggaraan
Pelayananan
Poskesdes di laksanakan secara rutin setiap hari.
c.
Tempat
Penyelenggaraan
Poskesdes
perlu memiliki tempat pelayanan. dalam pelaksanaan kesehatan di dalam
Poskesdes, diperlukan ruangan yang dapat berfungsi sebagai :
-
Ruang pendaftaran.
-
Ruang tunggu.
-
Ruang pemeriksaan.
-
Ruang tindakan (Persalinan).
-
Ruang rawat inap persalinan.
-
Ruang petugas.
-
Ruang konsultasi (gizi, sanitasi,
dll).
-
Ruang obat.
-
Kamar mandi dan toilet
Pengadaan gedung poskesdes dapat di laksanakan dengan :
1.
Memanfaatkan gedung Polindes yang
ada, yang dikembangkan menjadi Poskesdes.
- Memanfaatkan/menumpang pada sarana gedung yang
tersedia, seperti balai desa, balai pertemuan desa, dan lain-lain.
- Pengadaan tempat dan pembangunan gedung Poskesdes
dapat di upayakan dengan alternatif pembiayaan :
a.
Swadaya masyarakat
b.
Donatur/ dunia usaha/ swasta
c.
Fasilitas pemerintah (pusat atau
daerah)
d.
Ruang lingkup kegiatan
1.
Meliputi upaya
promotif, preventif & kuratif yg dilaksanakan o/ nakes terutama bidan.
2.
Kegiatan didasarkan pendekatan
edukatif atau kemasyarakatan melalui musyawarah mufakat, berupa :
-
Pengamatan &
kewaspadaan dini
-
Penanganan
kegawatdaruratan kesehatan
-
Kesiapsiagaan thd
bencana serta yankes. dasar
-
promosi kesehatan
3.
Sebagai
bentuk pertanggung jawaban, kegiatan di Poskesdes didukung dengan “Pencatatan
& Pelaporan.
2.3
Kemitraan
a. Definisi
Definisi
Kemitraan (partnership) pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun
kelompok. Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau
tujuan tertentu. Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan
manfaat).
b. Unsur-unsur kemitraan adalah :
Adanya hubungan
(kerjasama) antara dua pihak atau lebih Adanya kesetaraan antara pihak-pihak
tersebut Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara
pihak-pihak tersebut Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan
atau memberi manfaat.
c. Dasar Kemitraan adalah :
Kesamaan perhatian (common interest) atau
kepentingan, Saling mempercayai dan saling menghormati Tujuan yang jelas dan
terukur Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang
lain.
d. Prinsip-prinsip Kemitraan adalah:
Prinsip-prinsip
Kemitraan adalah: Persamaan atau equality, Keterbukaan
atau transparancy dan Saling menguntungkan atau mutual benefit.
e. Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri 3
tahap yaitu:
Tahap
pertama adalah kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri,
tahap kedua kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintah, tahap
ketiga adalah membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas
sektor. lintas bidang dan lintas organisasi yang mencakup : Unsur pemerintah,
Unsur swasta atau dunia usaha, Unsur LSM dan organisasi masa Unsur organisasi
profesi.
f. Lima prinsip kemitraan yaitu(WHO) :
-
(WHO) Policy-makers
(pengambil kebijakan)
-
Health managers
-
Health professionals
-
Academic institutions
-
Communities
institutions.
a.
Kemitraan
di bidang kesehatan
Kemitraan
di bidang kesehatan adalah kemitraan yang dikembangkan dalam rangka
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
b.
Dasar
Pemikiran Kemitraan dalam Kesehatan
Dasar
Pemikiran Kemitraan dalam Kesehatan “Kesehatan adalah hak azasi manusia,
merupakan investasi, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi semua pihak”.
Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan masalah lain,
seperti masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik, keamanan,
ketenagakerjaan, pemerintahan, dll.
c.
Tujuan
Kemitraan
Tujuan
Kemitraan Tujuan umum : Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi
upaya kesehatan dan upaya pembangunan pada umumnya. Tujuan khusus :
Meningkatkan saling pengertian; Meningkatkan saling percaya; Meningkatkan
saling memerlukan; Meningkatkan rasa kedekatan; Membuka peluang untuk saling
membantu; Meningkatkan daya, kemampuan, dan kekuatan; Meningkatkan rasa saling
menghargai
d.
Hasil
yang diharapkan :
Hasil
yang diharapkan : Adanya percepatan, efektivitas dan efisiensi berbagai upaya
termasuk kesehatan.
e.
Pelaku
Kemitraan
Adalah
semua pihak, semua komponen masyarakat dan unsur pemerintah, Lembaga Perwakilan
Rakyat, perguruan tinggi, media massa, penyandang dana, dan lain-lain,
khususnya swasta.
f.
Indikator
Keberhasilan :
Indikator
Keberhasilan Indikator input : Jumlah mitra yang menjadi anggota. Indikator
proses :Kontribusi mitra dalam jaringan kemitraan, jumlah pertemuan yang
diselenggarakan, jumlah dan jenis kegiatan bersama yang dilakukan,
keberlangsungan kemitraan yang dijalankan. Indikator output : Jumlah produk
yang dihasilkan, percepatan upaya yang dilakukan, efektivitas dan efisiensi
upaya yang diselenggarakan.
2.4 Dasar Pemikiran Kemitraan dalam Kesehatan
1. Kesehatan adalah hak azasi manusia, merupakan investasi, dan sekaligus
merupakan kewajiban bagi semua pihak.
2. Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan
masalah lain, seperti masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik,
keamanan, ketenagakerjaan, pemerintahan, dll.
3. Karenanya masalah kesehatan tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan
sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan
tersebut, khususnya kalangan swasta.
4. Dengan peduli pada masalah kesehatan tersebut, berbagai pihak khususnya
pihak swasta diharapkan juga memperoleh manfaat, karena kesehatan meningkatan
kualitas SDM dan meningkatkan produktivitas.
5. Pentingnya kemitraan (partnership) ini mulai digencarkan oleh WHO pada
konfrensi internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta pada tahun
1997.
6. Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan upaya kerjsama yang saling
memberikan manfaat. Hubungan kerjasama tersebut akan lebih efektif dan efisien
apabila juga didasari dengan kesetaraan.
2.2
Peran Dinas
Kesehatan dalam Pengembangan Kemitraan di Bidang Kesehatan
Beberapa
alternatif peran yang dapat dilakukan, sesuai keadaan, masalah dan potensi
setempat adalah :
1. Initiator
:
memprakarsai
kemitraan dalam rangka sosialisasi dan operasionalisasi Indonesia Sehat.
2. Motor/dinamisator
:
sebagai
penggerak kemitraan, melalui pertemuan, kegiatan bersama, dll.
3. Fasilitator
:
memfasiltasi,
memberi kemudahan sehingga kegiatan kemitraan dapat berjalan lancar.
4.
Anggota aktif :
berperan sebagai
anggota kemitraan yang aktif.
5.
Peserta kreatif :
sebagai peserta
kegiatan kemitraan yang kreatif.
6.
Pemasok input teknis :
memberi masukan teknis
(program kesehatan).
7. Dukungan
sumber daya :
memberi
dukungan sumber daya sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada.
2.3
CSR
CSR
adalah komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara
etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan
kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan
masyarakat luas pada umumnya.
Jika ditarik pada berbagai
pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen perusahaan terhadap kepentingan
pada stakeholders dalam arti luas dari sekedar kepentingan perusahaan belaka.
Dengan kata lain, meskipun secara moral adalah baik bahwa perusahaan maupun
penanam modal mengejar keuntungan, bukan berarti perusahaan ataupun
penanam modal dibenarkan mencapai keuntungan dengan mengorbankan
kepentingan-kepentngan pihak lain yang terkait.
Sekarang,
seiring dengan makin kompleksnya kepemilikan sebuah usaha, Konsep CSR menjadi
meluas maknanya, salah satunya adalah “Niat baik dan Komitmen dari perusahaan
untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat,
keberlanjutan pengembangan masyarakat, ekonomi lokal sehingga memberikian
kontribusi juga terhadap keberlanjutan perusahaan. Kegiatan tersebut dilakukan
bekerjasama antara perusahaan dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal
(masyarakat), dan lingkungan secara luas dalam” ( Nurdizal M. Rachman-2005).
BAB
III
METODE
KERJA
3.1
Waktu
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan pada hari kamis 24 Mei 2012 pukul 10.00 – 14.00 WITA.
3.2
Tempat
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan di Desa
Tani Bakti, Kecamatan Loa
Janan
Km 8, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimamtan Timur.
3.3
Alat dan Bahan
1. Questioner
2. Alat tulis
3. Kamera
4.
Tape recorder
3.4
Metode
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan dengan metode wawancara,
pengisian questioner, melihat langsung (visualisasi).
3.5
Prosedur Wawancara
1. Perkenalkan
identitas diri (nama)
2. Perkenalkan
asal instansi
3. Mengenal
lawan bicara (narasumber)
4. Jelaskan
tujuan
5. Mengajukan
pertanyaan :
-
Sejarah Poskesdes
-
Fungsi Poskesdes
-
Struktur Poskesdes
-
Kemitraan Poskesdes
-
Program Poskesdes
6. Dokumentasi
(pengambilan foto/gambar)
BAB
IV
HASIL
OBSERVASI DAN WAWANCARA
4.1
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Lembar
Observasi
No.
|
Objek Observasi
|
Hasil Observasi
|
Keterangan
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1.
|
Bangunan
Poskesdes
|
|
ü
|
Tidak ada
(jadi satu dengan Pusban)
|
2.
|
Tenaga
kesehatan
|
|
|
|
|
a.
1
bidan (min)
b.
2
orang kader (min)
|
ü
ü
|
|
Ada 2 bidan, 1
perawat, 11 kader
|
3.
|
Kesejahteraan
kader
|
|
|
|
|
a.
Pelatihan
b.
Refreshing
c.
Kontak
antar kader
d.
Penghargaan
e.
Bantuan
transport
f.
Seragam
g.
Kartu
sehat
h.
Bingkisan
hari besar
i.
Koperasi
simpan pinjam
|
ü
ü
\
ü
|
ü
ü
ü
ü
ü
ü
|
|
4.
|
Sarana dan
Prasarana
|
|
|
|
|
a.
Sarana
medis
-
Timbangan
bayi
-
Tripot
-
Timbangan
-
Buku
KIA
-
Paket
pertolongan (vit. A – Fe – capsul beryodium)
-
Vaksin
|
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
|
|
|
b.
Sarana
penyuluhan
-
Buku
pegangan kader
-
Lembar
balik
-
Leaflet
-
Poster
-
Tas
kader
-
Papan
flipt chart, kertas, spidol, jepitan
-
Spanduk,
umbul-umbul
-
Tape,
kaset, panggung boneka
-
Peralatan
makan untuk PMT penyuluhan
|
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
ü
ü
ü
|
|
|
c.
Sarana
non medis
-
Meja,
kursi, tikar, dll
-
Ruangan,
papan nama
-
MCK
-
Halaman
-
Toga
|
ü
ü
ü
ü
|
ü
|
|
|
d.
Admistrasi
-
Buku
catatan hasil kegiatan
-
Visualisasi
data hasil kegiatan
-
Arsip
laporan
-
Buku
kegiatan kader posyandu
|
ü
ü
ü
ü
|
|
|
5.
|
Pembiayaan
|
|
|
|
|
a.
Swadaya
b.
Desa
c.
Instansi
lain
|
ü
ü
|
ü
|
Tidak ada
Ada
Ada
|
Dari
lembar observasi di atas dapat diketahui bahwa poskesdes di desa Tani Bakti
tidak memiliki bangunan. Untuk tenaga kesehatan,yaitu terdapat 2 orang bidan, 1
perawat serta 11 kader. Dimana dilakukannya pelatihan terhadap kader dan
pemberian seragam. Sarana dan prasarana medis dan non medis yang tersedia yaitu
timbangan bayi, buku KIA, paket pertolongan, lembar balik, poster, papan flip
chart dll. Untuk administrasi yaitu buku catatan hasil kegiatan, visualisasi
data hasil kegiatan (foto), arsip laporan buku kegiatan kader posyandu. Untuk
pembiayaan yaitu berasal dari anggaran desa dan instansi lain.
4.2
Pembahasan
4.2.1 gambaran umum
Poskesdes
adalah salah satu upaya UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan
antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Survey poskesdes dilakukan
di kabupaten Kutai Kertanegara, yaitu di desa Tani Bakti KM 08 (delapan). Sejarah
poskesdes di desa Tani Bakti, yaitu dimana poskesdes ini berdiri sejak tahun
2009, Struktur poskesdes di desa Tani
Bakti, yaitu dimana pendirinya adalah Pak Firman seorang perawat, dan ada dua
orang bidan, selain itu juga terdapat sebelas kader yang berasal dari sebelas
RT (Rumah Tangga).
Petugas yang terlibat dalam Program Poskesdes ini terdiri dari 2
orang bidan dan seorang perawat, tidak ada tenaga medis Dokter di desa ini.
Puskesmas pembantu yang ada di desa tani bhakti memberikan pelayanan selama 24
jam. Terdapat juga 1
ambulan desa dan 1 taxi yang siap mengantarkan pasien untuk berobat ke rumah
sakit. Selain itu juga terdapat 11 orang Kader yang diambil dari masing-masing
RT yang ada di Desa Tani Bhakti. Tugas Kader disini adalah sebagai perpanjangan
tangan koordinator desa siaga. Dimana untuk memperlancar kegiatan program,
kader-kader yang ada melakukan pertemuan setiap 1 kali per bulannya untuk
membahas masalah apa yang sedang dan kira-kira akan terjadi kedepannya serta
bagaimana upaya yang dilakukan untuk menanggulanginya. Tetapi poskesdes di desa Tani Bakti ini belum
memiliki gedung sendiri, dimana gedungnya masih bergabung menjad satu dengan
posyandu bantuan (posban), dikarenakan pembuatan gedungnya yang sampai saat ini
masih dalam proses pembuatan.
Program-program yang telah dilaksanakan
adalah berupa:
- Pendataan
ibu hamil dan ibu melahirkan,
- Pendataan
dan penanganan bayi BGM (di bawah garis merah) dengan pemantauan terus menerus
dan pemberian makanan tambahan (biskuit, bubur, susu)
- Pemantau
wanita dengan resiko KEK
- Program
3M dan pemeriksaan jentik nyamuk per minggu,
- Pendataan
dan penanganan penyakit menular
- Penyuluhan
kesehatan (penyuluhan anti asap rokok)
- Pengenalan
jamkesda
- Pemeriksaan
air sumur gali secara berkala
- Program
KB (keluarga berencana)
- Pemerikasaan
kualitas air sumur
Sarana dan prasarana medis
dan non medis yang tersedia yaitu timbangan bayi yang digunakan untuk mengukur
berat badab bayi, buku KIA ini harus dimiliki oleh seorang ibu hamil karena
memiliki manfaat yaitu sebagai catatan terpadu yang digunakandalam keluarga
untuk tujuan meningkatkan praktek keluarga dan masyarakat dalam memelihara atau
merawat kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan kualitas pelayanan KIA,
register penimbangan yaitu pendataan berat bayi jadi setiap bulannya kita dapat
mengetahui apakah bayi tersebut mengalami penurunan berat badan atau kenaikaan
berat badan, paket pertolongan yaitu berupa pemberian vitamin A, buku pegangan
kader, lembar balik, buku saku kader, poster, papan flip chart dll. Untuk
administrasi yaitu buku catatan hasil kegiatan, visualisasi data hasil
kegiatan, arsip laporan buku kegiatan kader posyandu.
4.2.2 Kegiatan di Poskesdes
Dari hasil wawancara yang
kami lakukan dengan petugas poskesdes yaitu mengenai Pelayanan
kesehatan yang di selenggarakan oleh poskesdes desa Tani
Bakti tersebut meliputi promotif, preventif dan kuratif (pengobatan)
sesuai dengan kompetensi.
Kegiatan pelayanan kesehatan tersebut di kelompokkan
menjadi kegiatan utama dan kegiatan pengembangan. Kegiatan
utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa, adalah :
- Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap
penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan faktor resikonya (termasuk
status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang beresiko. Dari hasil wawancara yang didapat bahwa,penyakit
yang sering timbul di desa tersebut yaitu diare dan ISPA. Diare sering
terjadi dikemungkinan karena masyarakat kurang memperhatikan pentingnya
penggunaan air bersih oleh karena itu, kemarin ketika diadakan PKL oleh
mahasiswa dan mahasiswi STIKES Muhamadiyah, dimana salah satu program yang
dilakukan yaitu proses atau cara pembuatan air bersih. Diharapkan dengan
adanya program tersebut maka penduduk dapat mengerti atau menggunakan air
bersih, sehingga penyakit diare tidak timbul kembali. Sedangkan untuk
penyakit ISPA ini ditimbulkan karena konsumsi air juga. Pada kesehatan ibu
hamil poskesdes melakukan pendataan yang dilakukan oleh para kader dan di
poskesdes juga memperhatikan ibu hamil yang akan melahirkan
- Penanggulangan penyakit, terutama penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor
resikonya (termasuk kurang gizi). Untuk
penyakit menular, sampai saat ini belum terjadi penyakit menular yang
menyebabkan KLB.
- Untuk kesiapsiagaan dan
penanggulangan bencana serta kegawat daruratan kesehatan, di poskesdes
tersebut disediakan ambulance.
- Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi. Pelayanan tersebut
dilaksananakan baik di dalam poskesdes maupun di luar poskesdes (dalam
gedung maupun luar gedung). Yaitu
dimana karena luas dari desa Tani Bakti ini sangat luas maka, untuk
kawasan – kawasan yang letaknya jauh dari poskesdes maka petugas
menggunakan ambulance untuk ke daerah tersebut untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan ke penduduk – penduduk desa Tani Bakti tersebut.
- Waktu penyelenggaraan pelayananan
Poskesdes di laksanakan secara rutin setiap hari yaitu pukul 08.00 – 12.30 siang, kecuali hari
Minggu. Tetapi dari hasil
keterangan yang didapat yaitu untuk pelayanan kesehatan seperti
persalinan, maka terkadang ibu bidan dating langsung ke rumah pasien untuk
melakukan persalinan di rumah pasien.
- Dari hasil wawancara yang
kami lakukan dimana untuk tempat pelayanan dalam pelaksanaan kesehatan di
dalam poskesdes ini yaitu untuk
ruang pendaftaraan itu bergabung dengan ruang pemeriksaan, lalu disana
juga terdapat ruang tindakan, untuk ruang rawat inap persalinanj tidak
ada, karena rata-rata persalinan dilakukan di rumah pasien. Untuk ruang
petugas bergabung dengan ruang pendaftaraan dan pemeriksaan. Untuk ruang
konsultasi, ruang obat itu semua bergabung dengan ruang pendaftaraan.
Untuk kamar mandi dan toilet, di poskesdes desa Tani Bakti ini tidak
berfungsi dengan semestinya.
4.2.3 Kemitraan yang berjalan
Kemitraan dengan perusahaan PT Insani Bara Perkasa, PT Anugerah Bara
Kaltim, dan PT KTC serta PT Gasim Rubpradhika Utama. Perusahaan-perusahaan
tersebut memiliki tanggung jawab social (CSR) terhadap Desa Tani Bakti, karena
lahan tambang batu bara mereka telah mencapai wilayah Desa Tani Bakti.
Kemitraan ini sudah sekitar 3 tahun berjalan. Sebagai CSR perusahaan tersebut
menyediakan peluang kerja untuk para warga desa untuk bekerja di perusahaan
tersebut. Selain itu yang didapatkan dari kemitraan tersebut yaitu seperti
tandon air, ambulance, membantu dalam pembangunan bangunan baru Poskesdes, dan
membantu di sector non kesehatan seperti pendidikan.
Selain dengan perusahaan (swasta) , Poskesdes
Tani Bakti menjalin kemitraan juga dengan kantor Desa dan Puskesmas Pusat.
Dimana untuk memenuhi kebutuhan Poskesdes baik fasilitas medis maupun non
medis, antara lain vaksin, obat-obatan, alat medis, dll, Poskesdes mengajukan list
bantuan ke Puskesmas Loa Janan.
Sedangkan kantor desa sendiri berperan sebagai penengah antara Poskesdes
dan perusahaan, dengan cara apa yang dibutuhkan oleh Poskesdes akan diajukan
oleh Kantor Desa ke perusahaan.
Untuk Kantor Desa sendiri juga menjalin
kemitraan dengan instansi pendidikan, yang akan berdampak positif juga terhadap
kegiatan Poskesdes. Desa Tani Bakti pernah menjalin hubungan dengan Universitas
Mulawarman dalam bentuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tahun 2009. Dari
KKN tersebut ada dihasilkan papan nama jalan, selain itu mahasiswa KKN juga
berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Poskedes. Selain
dengan UNMUL, Desa Tani Bakti juga menjalin kemitraan dengan STIKES Muhammaddiyah
Samarinda dalam bentuk Desa Binaan (DABIN). Mahasiswa melakukan banyak kegiatan
selama 1 bulan di Desa Tani Bakti antara lain penyuluhan, pembuatan penyaringan
air bersih, penanaman pohon, pengolahan sampah, pemeriksaan kualitas sumur,
serta melakukan kegiatan lalu juga ada donor darah, dan senam ibu hamil.
Menurut petugas poskesdes, bahwa untuk kegiatan seperti senam ibu hamil,
pembuatan atau penyaringan air bersih serta pengolahan sampah akan terus
berjalan. Sedangkan untuk donor darah, tidak itu dikarenakan peralatan di
poskesdes yang memadai serta jumlah petugas kesehatannya yang minim. Menurut
narasumber juga untuk 2 tahun kedepan program DABIN ini masih akan diadakan di
Desa Tani Bakti.
Poskesdes juga mengikutsertakan masyarakat dalam
mensukseskan seluruh kegiatan/program yang dilakukan Poskesdes. Antusiasme
masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan Poskesdes sangatlah tinggi karena tingkat
kehadiran mereka yang tinggi di tiap acara yang dilakukan Poskesdes. Selain
itu, dapat kita lihat juga keaktifan para kader untuk mendatangi rumah-rumah
per RT untuk memeriksa kesehatan fisik maupun lingkungan keluarga tersebut.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Poskesdes Desa Tani Bakti telah menjalin hubungan kemitraan dengan
beberapa perusahaan, yaitu PT Insani Bara Perkasa, PT
Anugerah Bara Kaltim, dan PT KTC serta PT Gasim Rubpradhika Utama, Instansi
Pemerintahan yaitu Kantor Desa dan Puskesmas Pusat, serta menjalin kemitraan
dengan Perguruan Tinggi yaitu UNMUL dan STIKES Muhammadiya Samarinda. Dari
kemitraan tersebut, didapat hasil antara lain, bantuan dana untuk pembangunan
infrastruktur desa (banguanan Poskesdes), penyediaan ambulance desa, bantuan
alat-alat medis dan sarana prasarana penunjang lainnya.
Hubungan
kemitraan Poskesdes Desa Tani Bakti sudah sangatlah baik, karena dari kemitraan
tersebut, dapat menunjang, mempercepat, dan lebih mengefisienkan serta
menyukseskan program-program kesehatan oleh Poskesdes Tani Bakti.
5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan untuk Poskesdes Desa Tani Bakti ialah agar
Poskesdes tetap melanjutkan kemitraan yang telah mereka jalin dengan instansi-instansi
tersbut di atas. Agar dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan warga Desa
Tani Bakti. Selain itu, mencoba menjalin hubungan kemitraan dengan instansi
lain, seperti PMI untuk kegiatan donor darah.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonima. 2007. Promosi Kesehatan. www.promosikesehatan.com. Diakses pada tanggal 22 Mei 2012, pukul
15.00, Samarinda.
Anonimb. 2008. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. www.dipp.depkunham.go.id. Diakses pada tanggal 22 Mei 2012, pukul 15.00,
Samarinda.
Anonimc. 2008. Corporate Social Responsibility. www.tukangbisnis.com. Diakses pada tanggal 22 Mei 2012,
pukul 15.30, Samarinda.
Depkes RI, 2006, Kemitraan
Dan Peran Serta, promosi kesehatan online, mailto: webmaster@
promokes.qo.id.
Nilam. 2006. Pos Kesehatan Desa. www.scribd.com. Diakses pada tanggal 22 Mei 2012, pukul
16.00, Samarinda.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar